0 Sejarah Penciptaan Manusia

Allah menciptakan manusia dan jin untuk beribadah kepada-Nya. Ketika Allah berrencana untuk menciptakan manusia, maka Malaikat bertanya kepada Allah :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”” (Al-Baqarah : 30)

Kemudian Allah mengajarkan kepada Adam nama – nama semua benda. Dan ini menunjukkan bahwa Adam (manusia diberi kelebihan dari segi pengetahuan daripada malaikat). Terdapat dalam surat Al-Baqarah pada ayat selanjutnya.

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (31). Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32). Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (33).

Allah telah memberikan kedudukan yang tingi kepada manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dan Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya. Dan ia akan tetap dalam kedudukan yang tinggi itu jika ia tetap dalam ketaatannya untuk berada dalam ketaqwaan kepada Allah. Akan tetapi kedudukan yang tinggi itu akan menjadi kedudukan yang paling ruendah, lebih ruendah daripada hewan jika ia memilih untuk durhaka kepada Allah, beribadah kepada selain Allah, padahal ia tidak diperintahkan untuk beribadah kecuali hanya kepada-Nya.

Allah berfirman dalam Surat At-Tiin : 1-8.

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun
2. dan demi bukit Sinai
3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya
7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
8. Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Sebagai bukti bahwa manusia itu memiliki kedudukan lebih tinggi daripada malaikat dan jin, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah : 34.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Sujud disini maksudnya ialah menghormati dan memuliakan Adam, bukan sujud menghambakan diri, karena menghambakan diri itu hanyalah kepada Allah saja.

Pada awalnya, manusia bertempat di dalam Syurga.

Ayat selanjutnya :

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini (yaitu pohon khuldi), yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim (35). Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan (maksudnya ada batas usia bagi manusia, kemudian meninggal). (36). Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (37).”

Kemudian,

“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(38) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (39).”

Ayat ini membuktikan bahwa kehidupan manusia bermula juga dari manusia, bukan berasal dari teori evolusi yang dikarang dan direkayasa, dibenar-benarkan, di permak sedemikian rupa sehingga dapat dilogis, yang kemudian masuk ke dalam kurikulum pendidikan di negeri kita, dan dipercaya di seluruh dunia.

Nah, dari sinilah sejarah manusia bermula. Allah sudah menegaskan bahwa manusia diberi usia, dan akan datang petunjuk yang akan membimbing manusia agar jika setelah meninggal nanti ia kembali ke Syurga bukan ke neraka.

Kemudian Adam dan Hawa beranak pinak. Dari dua menjadi empat, enam dan seterusnya. Ketika masih sedikit, anak – anak Adam masih mudah untuk dibimbing agar tetap mematuhi peraturan Allah. Namun, seiring berjalannya waktu, manusia menjadi semakin banyak, menjadi suku – suku dan berbangsa – bangsa, mereka memiliki berbagai macam kepentingan. Dan sudah menjadi watak manusia memang, bahwa mereka ada yang sok tahu, sombong, angkuh dan lain – lain sebagainya. Dan ini juga karena bujukan dan rayuan syaithon.

Allah menyayangi manusia dan berharap agar mereka tidak masuk ke neraka dikarenakan mereka durhaka kepada Allah dan tidak mematuhi peraturannya. Maka untuk suatu kaum tertentu Allah memilih seorang laki – laki untuk menyuruh manusia agar taat kepada Allah dan agar tidak mengikuti bujukan dan rayuan Syaithon.

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-A’raaf : 27)

Seorang laki – laki itu diberi bimbingan oleh Allah dengan perantaraan Malaikat yang bertugas untuk menyampaikan wahyu dari Allah, yaitu Malaikat Jibril (Inggris : Gabriel). Ia disebut dengan Nabi jika ia menyeru kaumnya dengan tuntunan sama dengan Nabi yang terdahulu. Dan ia disebut Rasul jika ia membawa Syari’at (aturan) baru dari Allah.

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An-Nahl : 36)


Thaghut adalah syaithon apa saja yang disembah selain Allah (Batu, patung, api, dewa, orang, dll). Telah pasti kesesatan baginya maksudnya ia tidak mau menerima dan memahami kebenaran.

“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (An-Nahl : 63)


“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.” (Al-Furqaan : 20)

Begitulah, dan ada banyak lagi ayat di dalam AL-Qur’an yang menyatakan bahwa bagi tiap kaum itu ada seorang utusan yang menyeru untuk taat kepada Allah.

Jumlah para Nabi dan Rasul ini banyak sekali. Namun, beberapa telah disebutkan dalam kitab – kitab yang telah diturunkan oleh Allah. 25 di antaranya disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu :
No Bhs. Arab Bhs. Inggris
1 Adam Adam
2 Idris Idris
3 Nuuh Noah
4 Huud Hud
5 Shalih Salih
6 Ibrahim Abraham
7 Luth Lut
8 Ishaaq Isaac
9 Isma’il Isma’il
10 Ya’qub Jacob
11 Yusuf Joseph
12 Ayyub Job
13 Syu’aib Shu’ayb
14 Harun Aaron
15 Musa Moses
16 Daud David
17 Dzulkifli Dhu al kifl
18 Sulaiman Solomon
19 Yunus Jonah
20 Zakariyya Zakariya
21 Ilyas Elias
22 Ilyasa Elisha
23 Yahya Yahya
24 ‘Isa Jesus
25 Muhammad Muhammad

Setiap Nabi akan menyeru kepada ummatnya agar patuh kepada perintah Allah, dan akan memberitakan akan kedatangan Nabi sesudahnya jika memang akan datang sesudahnya itu seorang Nabi atau Rasul. Seperti ucapan Nabi ‘Isa (Inggris: Jesus), bahwa setelahnya akan datang seorang Rasul lagi yang bernama Muhammad. Hal ini membantah orang Kristen yang berkata bahwa setelah Nabi ‘Isa tidak ada lagi Rasul. Jika mereka berkata bahwa tidak ada Rasul lagi, berarti mereka telah mendustakan Nabi yang di utus kepada mereka sendiri, padahal mereka berkata bahwa mereka pengikut setia Nabi ‘Isa.

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam (Jesus Son of Mery / Yesus putera Maria) berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul (muhammad) itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaff : 6).

Jika ia Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad, maka Allah akan tidak akan memberitakan bahwa akan datang seorang Rasul lagi setelah beliau.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu (yaitu ayah dari orang2 sahabat saat itu), tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab : 40).

Ketika zaman Nabi Musa, maka syariat yang dipakai saat itu adalah kitab Taurat (umat Nabi Musa atau bani Isra’il adalah Yahudi sekarang ini). Kemudian datanglah Nabi ‘Isa, yang diberi kita Injil. Ketika datang Injil, maka Taurat sudah tidak dipakai lagi. Umat Nabi ‘Isa sekarang ini disebut dengan Nashara atau Nasrani atau Kristen. Lalu terakhir datanglah Nabi Muhammad dengan membawa Al-Qur’an. Sampai akhir dari sejarah manusia nanti maka yang berlaku adalah Al-Qur’an, Taurat dan Injil sudah tidak dipakai lagi. Umat Muhammad yang taat kepada aturan Allah dan mengikuti beliau disebut dengan orang Muslim.

Dan sekarang ini, kita sedang menanti dari akhir kehidupan sejarah manusia itu. Maka untuk mengetahui bahwa Islam itulah agama yang benar untuk saat ini sampai hari akhir nanti, apakah kita harus mati dulu agar yakin? Kecelakaanlah bagi mereka yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya.

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (telah dijelaskan di atas) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah : 256).

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali-‘Imran : 85)

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Ma’idah : 3)

Bagiku amalku dan bagi kalian amal kalian.

 

kkawan blogspot 2013 Copyright © 2013 - |- Template created by PaksuTrubo - |- Powered by Blogger Templates